Statistika Deskriptif dan Statistika inferensial
Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian data sehingga memberikan informasi yang berguna. Statistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan, meringkas dan membuat summary data agar lebih mudah dibaca dan digunakan.
Statistika deskriptif bertujuan untuk memberikan ringkasan dari sampel data dan tidak menggunakan data untuk membuat kesimpulan atas populasi.
Statistika deskriptif memberikan ringkasan sederhana dari sampel dan pengamatan yang kita sudah lakukan. Ringkasan ini dapat berbentuk angka (kuantitatif) seperti ringkasan statistik (mean, median, dll) dan secara visual misalnya dengan diagram batang atau diagram garis.
contoh : Bayangkan kita punya dataset yang berisi nilai Ujian Nasional dari semua siswa kelas 6 di sebuah sekolah dasar A. Daripada kita menyebutkan nilai setiap siswa satu per satu, untuk menceritakan datanya, kita dapat menyebutkan statistiknya saja, misal nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata-rata.
Nah, sesuai dengan penjelasan-penjelasan sebelumnya, angka-angka dan grafik yang dibuat hanya untuk mendeskripsikan data dari siswa kelas 6 di SD A, dan tidak boleh digunakan untuk menyimpulkan nilai UN untuk populasi yang lebih besar, misal untuk tingkat provinsi.
Dari contoh tersebut, kumpulan data kita akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari data yang kita miliki dengan menggunakan statistika deskriptif.
Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random.
Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability).
Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi
itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan
dalam bentuk presentase. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan
taraf signifikansi (Sugiyono, 2013).
Jenis-Jenis
Statistik Inferensial
Statistik inferensial terdiri atas dua jenis yaitu statistik parametris dan statistik nonparametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel.
Sedangkan, statistik nonparametris tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi. Penggunaan statistik parametris dan statistik nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk untuk menganalisis data interval dan rasio, sedangkan statistik nonparametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal, ordinal (Sugiyono, 2013).
·
Statistik Nonparametris
1.
Chi Square atau chi kuadrat adalah suatu
ukuran menyangkut perbedaan yang terdapat di antara frekuensi pengamatan dengan
frekuensi teoritis/frekuensi harapan (Spiegel, Murray R. dan Larry J. Stephens,
2007). Chi square digunakan untuk membandingkan frekuensi
yang muncul pada kategori atau kelompok berbeda. Kelebihan chi kuadrat yaitu
dapat digunakan untuk menganalisis lebih dari dua sampel (Bungin, 2005).
·
Statistik Parametris
1. t Test atau t Student (disebut juga uji t) merupakan alat uji
statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel bila
datanya berada pada skala interval atau rasio (Martono, 2010). Pengujian dengan
menggunakan t Test ini tergolong dalam uji perbandingan (komparatif) yang
bertujuan untuk membandingkan (membedakan) apakah rata-rata kedua kelompok yang
diuji berbeda secara signifikan atau tidak.
Adapun syarat untuk menggunakan t Test yaitu:
1.
Variabel independen (x) harus berada pada skala nominal atau ordinal
(bersifat kategoris).
2.
Variabel dependen (y) harus berada pada skala interval atau rasio.
Langkah-langkah pengujian uji t adalah sebagai berikut:
1.
Menentukan hipotesis
o
Ho: Variabel
independen (X) secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen (Y).
o
Ha: Variabel
independen (X) secara individual mempengaruhi variabel dependen (Y).
2.
Menentukan derajat kepercayaan 10% (α=0,1).
3.
Menentukan signifikansi
o
Nilai signifikansi ≤ 0.1, maka H0 ditolak dan Ha
o
Nilai signifikansi > 0.1, maka H0 diterima dan Ha
4.
Membuat kesimpulan
·
Apabila t hitung memiliki nilai signifikansi ≤ 0.1 maka H0 ditolak dan Ha Artinya variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
·
Apabila t terhitung memiliki nilai signifikansi > 0.1, maka H0 diterima dan
Ha Artinya
variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen.
2. Analysis of varian (Anova) atau uji F merupakan sebuah alat uji
statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif k sampel bila
datanya berada pada skala interval atau rasio. Pengujian menggunakan Anova ini
tergolong dalam uji perbandingan (komparatif) yang bertujuan untuk
membandingkan (membedakan) apakah rata-rata tiga kelompok (atau lebih) yang
diuji berbeda secara signifikan atau tidak (Martono, 2010). Ada dua macam
analisis varians, yaitu analisis varians klasifikasi tunggal dan analisis
varians klasifikasi jamak atau ganda. Pada analisis varians klasifikasi tunggal
yang terdapat hanya variabel kolom dan tidak terdapat variabel baris. Analisis
varians klasifikasi tunggal ini biasa disebut dengan istilah anava satu jalan.
Sedangkan, analisis varians klasifikasi tunggal memiliki variabel
kelompok/kolom dan variabel baris (Arikunto, 2013).
Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
1.
Menentukan hipotesis
·
Ho: Semua variabel
independen (X) secara simultan tidak mempengaruhi variabel dependen (Y).
·
Ha: Semua variabel
independen (X) secara simultan mempengaruhi variabel dependen (Y).
1.
Menentukan derajat kepercayaan 10% (α=0,01)
2.
Menentukan signifikansi
o
Nilai signifikansi ≤ 0,1, maka H0 ditolak dan Ha
o
Nilai signifikansi > 0,1, H0 diterima dan Ha
3.
Membuat kesimpulan
·
Apabila F hitung memiliki nilai signifikansi ≤ 0,1, maka H0 ditolak dan Ha Artinya
variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
·
Apabila F hitung memiliki nilai signifikansi > 0,1, maka H0 diterima dan
Ha Artinya
variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen.
3. Analisis regresi adalah analisis persamaan garis yang diperoleh
berdasarkan perhitungan-perhitungan statistika, umumnya disebut model, untuk
mengetahui bagaimana perbedaan sebuah variabel memengaruhi variabel lain. Dalam
statistik kita kenal berbagai ragam analisis regresi, seperti regresi linear,
regresi polynomial, regresi kubik (Bungin, 2005).
4. Teknik korelasi digunakan untuk mengetahui tiga hal pada dua variabel
atau dua set data (Cohen dkk, 2007). Teknik korelasi terdiri atas teknik
korelasi tunggal dan teknik korelasi jamak. Teknik korelasi tunggal yaitu
digunakan pada penelitian yang bertujuan mencari korelasi antara dua variabel
penelitian. Sedangkan, teknik korelasi jamak digunakan untuk penelitian yang
bertujuan mencari korelasi antara tiga atau lebih variabel. Beberapa teknik
korelasi tunggal yang umumnya dapat digunakan dalam penelitian adalah teknik
korelasi product moment, teknik korelasi rank order, teknik korelasi
contingency dan teknik korelasi tetrachoric. Sedangkan teknik korelasi jamak
terdiri atas teknik korelasi serial, teknik korelasi point serial dan
teknik-teknik Yulis’Q (Bungin, 2005).
Komentar
Posting Komentar